SD Mutiara Islam

HAMKA Adalah Ekspresi Keindahan (Jum’at 24 Juli 1981 – Selasa 24 Juli 2012)

SD Mutiara Islam | Membangun Generasi Qurani Berprestasi
SD Mutiara Islam | Membangun Generasi Qurani Berprestasi
SD Mutiara Islam Surabaya, telah memposting kembali kisah ini :

Di tengah jenazah ulama besar itu, di rumahnya di Jalan Fatah III No. 1, bergema ucap dan doa yang penuh emosi. Sampai-sampai suasana di rumah ini mirip bagaikan jenazah para pejuang Palestina.
Orang berhimpitan, berdesakan. Yang menteri, yang ulama, yang pemuda, yang ibu, yang gadis. Seorang lelaki meronta berteriak karena dilarang mendekat jenazah. Dia berteriak dengan tangis agar kiranya diperkenankan melihat wajah Buya terakhir kali.
Di dalam Masjid Agung Al-Azhar saat jenazah akan disembahyangkan, tidak urung takbir dengan suasana hati syarat emosi masih mengumandang. Masing-masing orang agaknya ingin berarti di dekat jenazah orang yang disayanginya. Hamka memang, bapak rohani yang hilang dini. Dan orang terpana, syarat emosi.
Kalau saja gemawan dapat jelas berbisik pada kita, barangkali siraman hujan adalah pertanda, alangkah indahnya keberangkatan Buya. Di tahun, di bulan, di hari-hari yang penuh indah. Maka pantaslah kita bergembira, walaupun nestapa menindih kita, seperti kata pisah keluarga yang dibawakan Buya Malik Ahmad. Selama hayatnya, “HAMKA memang adalah ekspresi keindahan.”

SD Mutiara Islam Surabaya, telah memposting kembali kisah ini .
Bagikan ke teman :
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...