SD Mutiara Islam | Membangun Generasi Qurani Berprestasi |
Beliau adalah seorang qadhi yang cerdas pada zaman khalifah Umar bin Abdul ‘Aziz radhiyallahu ‘anhu untuk daerah Bashrah. Beliau dilahirkan pada tahun 46 H di daerah Yamamah Najed. Kemudian beliau berpindah ke Bashrah beserta seluruh keluarganya. Di sanalah beliau tumbuh berkembang dan belajar.
Bakat dan kecerdasannya telah nampak ketika beliau masih kecil, dan orang-orang sering membicarakan kehebatannya.
Telah diriwayatkan bahwa ketika masih kecil, beliau belajar ilmu hisab di sebuah sekolah yang di ajar oleh Yahudi ahli dzimmah. Pada suatu hari berkumpullah kawan-kawannya dari kalangan Yahudi itu, lalu mereka membicarakan masalah agama mereka tanpa menyadari bahwa Iyas turut mendengarkannya.
Guru Yahudi (Y) itu berkata kepada teman-teman Iyas;
Guru Y: “Tidakkah kalian heran dengan kaum muslimin itu… Mereka berkata bahwa mereka akan makan di syurga, namun tidak akan buang air besar..?? “.
Iyas (menoleh kepadanya lalu berkata): “Bolehkah aku ikut campur dalam perkara yang kalian perbincangkan itu wahai guru..?”.
Guru Y: “Silahkan !”
Iyas: “Apakah semua yang dimakan di dunia ini, keluar menjadi kotoran ?”
Guru Y: “Tidak !”
Iyas: “Lalu.., kemana perginya yang tidak keluar itu ?”
Guru Y: “Tersalurkan menjadi makanan jasmani..”.
Iyas: “Lantas.. dengan alasan apa, kalian mengingkari ?. Jika makanan yang kita makan di dunia saja sebagian hilang diserap oleh tubuh, maka tak mustahil di syurga nanti, seluruhnya diserap tubuh dan menjadi makanan jasmani“.
Guru Y (merasa kalah argumen, lalu memberi isyarat dengan tangannya sambil berkata: “Semoga Allah mematikanmu sebelum dewasa“.
SD Mutiara Islam Surabaya, telah memposting kembali kisah ini .