SD Mutiara Islam | Membangun Generasi Qurani Berprestasi |
Ustadz Muhammad Al-Ghazali adalah seorang dai brilliant, memiliki semangat menggelora, keimanan mendalam, perasaan lembut, tekad membaja, lincah, ungkapan-ungkapan mensastra, terkesan, mengesankan, supel dan pemurah. Ini semua diketahui setiap orang yang pernah hidup bersamanya, menyertai dan bertemu dengannya.
Ia tidak suka memaksakan diri (takalluf), benci kesombongan dan sikap sok tahu, aktif mengikuti perkembangan sosial dengan segala persoalannya, ikut menyelesaikan problematika umat, mengungkap hakikat, dan mengingatkan umat tentang bencana yang ditimbulkan syaitan-syaitan manusia dan jin, baik dari Barat maupun dari Timur.
Beliau juga selalu memberi semangat kepada umat Islam untuk berjuang di jalan Allah, dan membela kaum lemah, menyadarkan mereka perihal konspirasi musuh-musuh Islam di dalam dan luar negeri, mengungkap rencana-rencana busuk mereka untuk memerangi Islam dan kaum muslimin, membongkar kebusukan Komunisme, Sekularisme, Freemasonry, Atheisme, Eksistensisme, Salibisme, dan Zionisme. Ia senantiasa mengingatkan umat tentang persekongkolan kekuatan-kekuatan jahat untuk melawan Islam dan dainya, serta menjelaskan cara melawan serangan kekuatan kufur.
“Syeikh Muhammad Al-Ghazali merupakan salah satu tokoh Islam abad modern. Ia adalah dai yang sulit ditemukan tandingannya di dunia Islam saat ini. Ia jenius dan keindahan katanya menawan hati, hingga saya dapat menghafal beberapa ungkapan, bahkan beberapa lembar tulisannya, lalu mengulang teks aslinya di beberapa ceramah”. Demikian komentar DR. Yusuf Al-Qardhawi di bukunya As-Syaikh Al-Ghazali kama Araftuhu (Syaikh Al-Ghazali yang saya kenal).
Syeikh Muhammad Al-Ghazali lahir pada tanggal 22 September 1917, di kampung Naklal Inab, Ital Al-barud, Buhairah, Mesir. Di dibesarkan di keluarga agamis yang sibuk di dunia perdagangan. Ayahnya hafizh Al-Qur’an. Lalu sang anak tumbuh mengikuti jejak ayahandanya dan hafal Al-Qur’an semenjak usia sepuluh tahun.
Syeikh Muhammad Al-Ghazali menerima ilmu dari guru-guru di kampungnya. Ia masuk sekolah agama di Iskandariah dan menamatkan tingkat dasar hingga menengah atas (SMU). Kemudian pindah ke Kairo untuk melanjutkan kuliah di Fakultas Ushuluddin dan mendapat ijazah pada tahun 1361/1943 M. ia mengambil spesialisasi dakwah wal Irsyad dan mendapat gelar Megister tahun 1362/1943. Para guru yang paling berpengaruh padanya saat studi ialah Syaikh Abdul Aziz Bilal, Syaikh Ibrahim Al-Gharbawi, Syaikh Abdul Azhim Az-Zarqani dan lain-lain.
Syeikh Muhammad Al-Ghazali menikah saat masih kuliah di fakultas Ushuluddin dan dikaruniai sembilan orang anak.
SD Mutiara Islam Surabaya, telah memposting kembali kisah ini .